Selamat Datang, Sore

 

Judul Film    : Sore

jenis Film     : Drama Romantis

Durasi          : 9 seri @ 10-12 menit

Negara Asal : Indonesia

Sutradara      : Yandy Laurens

Penulis Naskah : Yandy Laurens

Produser      : Sylvia Wijaya

Pemain        : Dion Wiyoko, Tika Bravani, Samuel Oluoko, Maria Nikolcheva, Sandra Olga,    

                      Samo Rafael, Tatyana Akman, Vivi Gunawan

Produksi     : Februari 2017 ( Inhype Pictures )

 

    Menyebut ''Sore" membawa ingatan pada tenggelamnya mata hari di ufuk Barat. Ada hangat dan damai.  Tapi itu tidak dirasakan Jonathan saat seorang wanita yang tidak ia kenal, tidur di sampingnya. Berbagai pertanyaan yang ia lontarkan pada Carlo koleganya tidak memberinya jawaban pasti. Perasaannya makin tidak bisa dijelaskan ketika perempuan itu mengaku sebagai istrinya dari masa depan. Segala hal tentang Jo, Sore mengaku sangat kenal. Bahkan sampai keberadaan tahi lalat dibagian paling pribadi Jo.

    Kehadiran Sore dalam hidup Jonathan membuat keseharian Fotografer itu berbading terbalik. Jonathan yang biasa mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok dan kerja hingga dini hari harus mematuhi semua aturan baru yang dibawa Sore. Setiap pagi, Sore akan "memaksa" Jo berolah raga bersama. Bahkan, karena menganggap Jo tidak bisa meninggalkan kebiasaan kerja hingga dini hari membuat Sore menghapus semua file-file pekerjaannya.

    Melihat film pendek seri web, "Sore" mengingatkan romatisme masa-masa pacaran. Kesamaan profesi dengan suami membuka kenangan awal-awal mengikutinya saat liputan dari satu peristiwa ke peristiwa lain. Meski ada scene tertentu yang kita tidak akan dapat jawaban dari adegan yang tersaji. Tidak membuat alur cerita terganggu. Beberapa adegan yang sengaja ditiadakan tidak membuat film yang tayang di Youtube ini kehilangan makna.



Bersetting di Itali, film pendek "SORE" sayang untuk dilewatkan. Meski bisa dibilang produk lama 2017, film berseri di wed ini bisa mengaduk-aduk perasaan. Terlebih saat tiba pada ucapan Sore.

 “Kenapa kamu membuat aku sangat menyayangimu dan pada akhirnya kamu meninggalkanku!”

         Menikmati Sore, seperti melihat kehidupan sehari-hari sebuah keluarga. Peran dominan seorang "istri" yang ingin melihat pasangannya menjalani pola hidup sehat, peduli diri sendiri demi langgengnya kebersamaan. Rasa saling yang ingin dibangun Sore juga mengingatkan, betapa seringnya kita lebih mengedepankan ego daripada kebersamaan itu sendiri.

 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DI MANA

Gambar
DI MANA Di mana kau letakkan cinta yang dulu menggebu Cinta yang membuatmu mampu mendaki gunung menebas badai Di mana kau buang cinta yang kau agungkan Pertanyaan berulang kuajukan Pada diriku sendiri Atas rasaku padamu Ahhh... Air mataku meluap Dada sesak Hati ngilu Belum selesaikan aku atas diriku sendiri Mengapa mencinta bisa tiba-tiba mati suri Kadang rindu menggebu Kadang kebas mendera Belum selesaikan aku atas diriku sendiri Hingga tak mampu kutambatkan satu hati pada satu dermaga
Baca selengkapnya

Merindu si Hitam

Gambar
  Benci jadi suka. Mungkin itu kalimat yang pas untuk saya. Tiga tahun pertama tinggal di Jawa Timur tidak membuat saya ingin mencicipi makanan itu. "Ini sedap, gurih, bla..bla... dan pujian lain akan kelezatan makanan itu, tidak pernah membuat saya tertarik. Buat saya, rujak cingur yang diurap dengan petis hitam terkesan jorok. Tetapi, siapa sangka, belakangan saya selalu merencanakan rujak cingur menjadi makanan pertama yang saya cari bila berkunjung ke kota Pahlawan. Asam, gurih, manis dan segar jadi satu. Begitu kesan pertama yang saya dapat ketika kali pertama makan rujak cingur. Di mana rasa jorok yang saya stempelkan pada makanan dengan aneka irisan buah dan sayur itu? Saat itu, saya hamil anak pertama. Entah mengapa yang teringat di pikiran selalu rujak cingur. Setiap kali melewati penjual rujak cingur, air liur saya menetes. Antara malu meminta pada suami dan perkataan saya sebelumnya. Hingga hari itu. "Pokoknya harus dapat!" Sore sudah datang ketika ...
Baca selengkapnya

PULANGLAH, KA

Gambar
  Ka Kau ingat jalan berbelok dekat jembatan itu Kali dengan batu batu yang sombong tengadah Dia selalu menantimu di sana Dengan kerudung bercorak jingga yang kau beri  Sudah puluhan purnama "Aku takut lupa caranya tersenyum'' Keluhnya padaku Ka Mungkin waktu menggerus ingatanmu tentangnya Tapi kau selalu mekar dan ada Meski tandus mulai menghiasi lahan hatinya Ka Kapan kau pulang Ia ingin mengajakmu menapaki galengan sawah di sisi kiri jembatan  Tertawa saat kaki terpeleset Terjerembab bersama Kecut senyum dibibir pemilik sawah
Baca selengkapnya