RASA
Rumput jepang diselingi teki di halaman depan terlihat tunasnya
Menyembul disela-sela bebatuan tlasah
Aku ingat
Rumput itu kutanam dua puluh sembilan tahun lalu
Saat mataku iri menatap segar hijaunya
Usiaku belum belasan
Belum tahu makna senyum yang kau lempar kala itu
Kala sepasang prenjak melompat riang dari ranting ke ranting pohon mangga
Sesekali mereka saling sapa
Senja keemasan
Ketika kemudian kusadari
Aku punya rasa yang sama
Tapi tidak padamu
Aku menyebutnya
Tuan

:)
BalasHapus:), salam, Mbak
HapusWow puisinya penuh arti
BalasHapusTerima kasih, Mbak:)
HapusIndah puisinya seindah warna hijau yang di suguhkan padang terbentang disana
BalasHapusTerima kasih, Mbak:)
HapusWow...semoga happy ending ya
BalasHapusAaminn...:)
HapusKebawa adem bacanya, 😂
BalasHapusAdem lihat yang ijo-ijo, ya, Mbak?
HapusPengen liburan... :( Hiks....
BalasHapuske desa, Mbak?
HapusJadi kangen kicau prenjak
BalasHapusSudah jarang terdengar sekarang ini, Mbak:)
Hapusditunggu puisi lanjutannya ... salam kenal
BalasHapusTerima kasih...salam kenal kembali, Mbak:)
Hapus